Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini sedang mempercepat produksi padi untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup guna menghadapi ancaman krisis pangan.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan, Arief Cahyono, menjelaskan bahwa seluruh pejabat dan staf Kementan turun ke lapangan untuk fokus meningkatkan produksi pangan.
Dalam upaya ini, Kementan menyelenggarakan Forum Tematik Bakohumas bertema “Akselerasi Produksi Menghadapi Ancaman Krisis Pangan” di Purwakarta, Jawa Barat seperti dikutip pada Kami (01/08).
Forum ini membahas berbagai strategi untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Arief menekankan pentingnya akselerasi penanaman padi dengan mengoptimalkan efisiensi, penerapan teknologi terbaru, dan dukungan penuh kepada para petani.
Kementan sedang giat bekerja untuk meningkatkan produksi beras di seluruh wilayah produksi utama dengan tujuan mencapai swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Dalam rangka menghadapi ancaman kelaparan global, Kementan meluncurkan sejumlah program strategis seperti Perluasan Areal Tanam (PAT), pengembalian alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton, dan optimalisasi program pompanisasi dengan 62.378 unit pompa air dan 9.904 irigasi perpompaan.
Selain itu, optimasi lahan rawa sebesar 360.000 hektar dan penerapan tumpangsari padi gogo pada lahan kelapa sawit seluas 300 ribu hektar juga menjadi bagian dari upaya tersebut, disertai distribusi benih padi untuk 1,9 juta hektar dan benih jagung untuk 790 ribu hektar.
Arief menjelaskan bahwa upaya pompanisasi bertujuan untuk mengatasi keterbatasan air, memungkinkan petani menanam dua hingga tiga kali setahun dibandingkan sebelumnya yang hanya sekali tanam.
Program strategis Kementan pada tahun 2025 akan meliputi optimasi lahan rawa dan pompanisasi lahan tadah hujan, pengembangan sawah swakelola, pertanian modern, dukungan program makan bergizi, penguatan penyuluh pertanian, dan hilirisasi komoditas pertanian.
Arief juga menegaskan bahwa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sangat mendukung diseminasi informasi tentang pencapaian Kementan kepada publik, menyebutkan bahwa Indonesia saat ini telah mencapai surplus 700 ribu ton beras.
Harapannya, produksi dalam negeri akan terus mencukupi kebutuhan sehingga impor tidak lagi diperlukan dan bahkan memungkinkan ekspor di masa mendatang.
Nursodik Gunarjo, Direktur Pengelolaan Media Kominfo, menilai bahwa Kementan memiliki tanggung jawab besar, mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia.
Tantangan besar dalam memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia harus dihadapi dengan upaya bersama, termasuk sinergi dari berbagai unsur pemerintah.
Program Gerakan Akselerasi Peningkatan Produksi Pangan diharapkan dapat mengubah Indonesia dari negara pengimpor menjadi negara pengekspor pangan.
Baca Juga: Kementan Salurkan 50 Ton Bibit Jagung ke Petani Lombok Tengah