Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong penggunaan teknologi dan mekanisasi secara masif guna menekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.
Menurutnya, teknologi terbukti mampu menjadikan sektor pertanian lebih kuat dan tahan terhadap berbagai ancaman.
“Pertanian harus sederhana, simpel, murah, dan terjangkau. Petani harus kita giring untuk berbisnis dan diberi untung,” ujar Mentan saat mengunjungi Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian (BBPSI Mektan) seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Kamis (13/06).
BBPSI Mektan baru saja menyelesaikan proses uji alat mesin pertanian untuk pompa, serta uji lapang jarwo transplanter. Rencananya, semua alat tersebut akan dipasarkan dengan harga yang terjangkau bagi petani.
Mentan menekankan pentingnya kolaborasi dengan pihak swasta atau produksi masal agar alat tersebut dapat menjangkau petani di seluruh Indonesia.
“Alat yang telah diuji ini nantinya akan dijual dengan harga terjangkau, bahkan bisa lebih murah jika skema penjualan dan pasar sudah tepat,” ungkapnya menjelaskan.
Ia mencontohkan harga satu unit alat yang awalnya 17 juta rupiah, namun diupayakan bisa dijual di bawah 10 juta rupiah atau bahkan 5 juta rupiah.
Dengan harga yang lebih murah, Mentan yakin Indonesia bisa mencapai swasembada pangan.
“Satu hektare bisa ditanami dalam satu hari oleh satu alat, yang sebelumnya membutuhkan 20 orang,” tambahnya.
Mentan berharap teknologi dan mekanisasi yang diproduksi dalam negeri dapat membuat pertanian Indonesia menjadi contoh bagi dunia.
Dari pengolahan lahan hingga panen, semua proses diharapkan menggunakan teknologi modern.
“Generasi milenial akan tertarik bekerja di sektor pertanian jika dilengkapi dengan teknologi modern yang menguntungkan,” ujarnya.
Program Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui optimalisasi lahan dan pompanisasi terus digaungkan oleh Kementerian Pertanian sebagai langkah peningkatan produksi dalam menghadapi dampak perubahan iklim seperti kekeringan atau El Nino panjang.
Kepala Balai Standardisasi dan Inspeksi Pertanian (BSIP), Fadjry Djufry, menambahkan bahwa pengujian pompa mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2017.
Standar ini mencakup manajemen sistem, kompetensi teknis personel, validitas metode pengujian, serta keandalan hasil pengujian.
“Setiap pengujian dipastikan sesuai dengan standar nasional dan internasional, sehingga hasilnya akurat dan dapat dipercaya,” tuturnya.
Dengan dorongan ini, Mentan Andi Amran Sulaiman berharap pertanian Indonesia semakin maju, efisien, dan produktif melalui penggunaan teknologi dan mekanisasi modern.