CIANJUR – Kementan terus melatih petani muda melalui Duta Tani Milenial/Duta Tani Utama (DPM/DPA). Pertumbuhan petani milenial harus terus didorong kuat dengan mengoptimalkan perannya untuk mendorong percepatan percepatan sektor pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan penguatan peran petani milenial Indonesia bertujuan untuk mengoordinasikan informasi dan rencana pembangunan secara cepat di setiap daerah.
“Petani milenial berperan penting dalam mendorong pengembangan jaringan usaha di wilayahnya. Saat ini, seluruh provinsi di Indonesia telah mencatatkan lebih dari 2.000 petani milenial,” kata Mentan SYL dalam acara “Kementrian Pertanian Dukung Petani Milenial” Say’ , Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (9 September 2021).
Ia berharap dengan dukungan penuh lembaganya dan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan mitra bisnis dan perbankan, akan mempercepat resonansi dan pertumbuhan generasi milenial serta mendorong regenerasi petani milenial yang beradaptasi dengan teknologi. , Mendorong peningkatan produktivitas hasil pertanian yang terstandar, modern, dan dapat dipasarkan.
“Hari ini tim dari Kementerian Pertanian dan Wakil Bupati Cianjur bekerja keras untuk memastikan bahwa petani muda kita benar-benar aktif di bidang ini dengan dukungan semua pihak termasuk BUMN, Bank Indonesia dan Telkom, dan melalui beberapa teknologi digital. . ,” kata Menteri Pertanian.
Menurut Mentan, petani milenial tidak hanya memproduksi dan memproduksi varietas baru di lapangan, tetapi juga mampu memasarkan produknya, mempersiapkan pasar yang terhubung secara digital, bahkan memasuki pasar ekspor.
Mentan berharap 71% petani tua Indonesia dapat diposisikan di masa depan, sehingga hanya 20% petani muda yang bisa tumbuh dewasa.
“Dalam waktu 5 tahun, kita akan mencetak 2,5 juta petani milenial. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan pelatihan kewirausahaan pertanian bagi petani milenial, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petani terutama dengan mendapatkan KUR dari perbankan untuk pengembangan usaha, dan Optimalkan kegiatan usaha pertanian, ” kata Menteri Pertanian SYL.
Mentan secara khusus berterima kasih kepada para Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) yang telah meningkatkan kemampuannya melalui pelatihan dan pendidikan vokasi, serta mendukung pengembangan jiwa wirausaha petani milenial.
Menteri Pertanian menyampaikan terima kasih kepada Dirjen Tanaman Pangan yang selama ini memberikan bantuan 10.000 stek dan pupuk P4S Bumi Mazarie untuk benih ubi jalar varietas lokal, serta memberikan bantuan kepada Kabupaten Cianjur berupa benih kedelai senilai Rp. 15.879.250.000,00 rupiah, nilai kacang tanah 113 100.000.000,00 rupiah, kacang hijau nilai 82.312.500,00 rupiah, dan singkong nilai 336.000.000,00 rupiah.
Terima kasih juga kepada Dirjen Hortikultura yang telah memberikan bantuan berbagai macam cabai, bawang merah, pisang, tanaman obat, sarana dan prasarana pasca panen dan pengolahan cabai dan bawang merah, sarana pasca panen dan pengolahan hortikultura lainnya, serta sarana prasarana pasca panen hortikultura di Tahun 2021, BRI, BNI, Mandiri dan Jasindo serta bank lain menyediakan produk senilai Rp. KUR di Kabupaten Cianjur yang telah disetor oleh Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) sebesar Rp 131.837.020.000,00.
“Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada kalian semua yang telah bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan para petani khususnya petani milenial, dan menumbuhkan wirausahawan pertanian modern yang maju dan mandiri. Yakinlah, pertanian itu menguntungkan., Juga Ada penggerak ekonomi untuk membawa gizi bagi keluarga. Bertani itu keren!” kata Mentan.
Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, menambahkan di sektor pertanian, mengingat Indonesia sedang mengalami bonus demografi yang ditandai dengan jumlah penduduk dengan usia produksi yang dominan, maka terbuka peluang besar bagi generasi muda untuk ikut.
“Milenial tumbuh dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga mereka kreatif dalam segala aspek kehidupan,” kata Dedi. Oleh karena itu, para milenial diharapkan mampu menciptakan peluang bisnis pertanian baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Untuk menarik bonus demografi milenial, Kementerian Pertanian telah menetapkan 2.000 DPM/DPA di seluruh provinsi di Indonesia untuk meningkatkan peran generasi muda dalam pengembangan dan promosi sektor pertanian.
DPM dan DPA memiliki cakupan bidang usaha yang luas, seperti penanaman hortikultura, penanaman tanaman pangan, peternakan, pengolahan hasil pertanian/ternak/tanaman, jasa mesin dan alat pertanian hingga pendidikan pertanian. “Keberhasilan komersial DPM dan DPA diharapkan dapat menginspirasi generasi milenial untuk menggeluti bisnis pertanian dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan pertanian,” harap Dedi.
Menurut Dedi, melalui berbagai pelatihan yang dilakukan BPPSDMP, hard dan soft skill petani milenial telah ditingkatkan, dan upaya penguatan kapabilitas DPM/DPA dan petani milenial akan terus dilakukan.
Selain itu, dalam rangka regenerasi, Dedi menjelaskan, pihaknya juga sedang menggenjot program layanan penunjang kewirausahaan dan ketenagakerjaan muda YES di Cianjur. Dedi menilai pertanian saat ini sangat terbuka bagi masyarakat dari segala usia. “Semakin muda, semakin kuat, semakin energik, dan semakin kritis, semakin baik pekerjaan Anda,” kata Dedi.
Ia melanjutkan, pertanian dengan semangat baru harus diperkenalkan. Misalnya, pembentukan perilaku dan perilaku baru generasi muda untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik dari pertanian. “Berbicara tentang regenerasi petani melalui program YESS adalah solusinya, dan berbicara tentang pertanian untuk generasi muda adalah jawabannya,” kata Dedi.
Dalam pertemuan itu, Dedi mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian atas perhatian dan dukungan khusus kepada para petani milenial dan petani handal yang berkomitmen untuk mengembangkan wirausahawan pertanian yang maju, mandiri dan modern.