Beranda Jaga Aman Dua Minggu PPKM Darurat, Mobilitas Melandai tapi Kasus Covid-19 Masih Tinggi

Dua Minggu PPKM Darurat, Mobilitas Melandai tapi Kasus Covid-19 Masih Tinggi

261
0

JAKARTA – Pemberlakuan pembatasan mobilitas penduduk (PPKM) darurat Jawa-Bali udah terlaksana selama lebih berasal dari dua minggu. Harapannya, pembatasan ini dapat menghimpit laju penularan Covid-19 di tengah masyarakat.

Hanya saja, information yang tersedia perlihatkan bahwa pertumbuhan kasus Covid-19 tidak kunjung surut secara signifikan.

Otoritas mengklaim telah berlangsung penurunan mobilitas kendaraan yang memadai berarti bersama diberlakukannya penyekatan di 100 titik di Ibu Kota dan sekitarnya terhadap Kamis (15/7/2021).

Awalnya, terkandung 35 titik yang disekat kemudian naik jadi 75 dan kelanjutannya 100 titik sehabis lebih dari satu kali evaluasi.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan pada Jumat (16/7/2021), udah berjalan penurunan mobilitas hingga 50 prosen kecuali dibandingkan dengan hari sebelumnya.

“Dibandingkan dengan kemarin, sekarang landai. Kalau kita melihat google traffic di aplikasi, hari ini turun sekitar 40-50 persen,” ujar Yusri.

100 titik penyekatan PPKM Darurat meliputi 19 titik di dalam kota, 15 titik di tol, dan 10 titik di batas kota. Selanjutnya, 29 titik di daerah penyangga Ibu Kota seperti Bekasi, Depok dan Tangerang dan juga 27 titik di ruas Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta.

Sepanjang penyekatan, petugas akan memeriksa dokumen wajib yang kudu dibawa pengendara. Selama PPKM, hanya pekerja sektor kritikan dan esensial yang diperbolehkan untuk laksanakan mobilitas, ditandai bersama Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) dan atau kartu identitas.

Sementara itu, di sektor transportasi, juga kelihatan terdapatnya penurunan mobilitas penumpang yang signifikan.

Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, terkandung penurunan kuantitas penumpang KRL sampai 43 persen selama penerapan PPKM darurat.

”Selama penerapan PPKM darurat, volume pengguna KRL terus berkurang. Sejak 3 Juli hingga 15 Juli, KRL commuter line melayani 2.351.025 orang atau rata-rata 180.848 orang per hari. Angka ini berkurang hingga 43 persen dibandingkan sebelum penerapan PPKM darurat yang mencapai 4.146.318 orang atau rata-rata 318.948 orang per hari,” kata Anne.

Tren peningkatan masalah Covid-19 tetap meningkat di sedang pelaksanaan PPKM darurat di Jakarta. PPKM darurat terjadi sejak 3 Juli dan direncanakan berakhir pada 20 Juli.

Penambahan kasus harian lebih-lebih mencapai puncaknya pada 12 Juli 2021 bersama 14.619 kasus baru, sesudah pada mulanya bertahan di angka sekitar 13.000 sepanjang empat hari berturut-turut.

Meski perlihatkan pengurangan persoalan sebagian hari setelahnya, yakni terhadap 13 sampai 18 Juli 2021, angka penularan sanggup dibilang tetap tinggi.

Pada 18 Juli, terkandung 9.128 menambahkan persoalan Covid-19, atau tidak jauh berkurang dibanding angka 9.702 yang dicatatkan terhadap hari pertama penerapan PPKM darurat.

Epidemiolog dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani menyebut, suasana kasus yang tetap melonjak disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari adanya varian baru sampai mungkin penduduk yang telah menjadi abai bersama dengan protokol kesehatan.

“Tapi yang pasti adalah upaya apapun harus dilakukan untuk bisa menekan semaksimal mungkin penyebaran kasus covid-19,” ungkapnya saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (16/7).

Jika kasus tak segera dikendalikan tentu saja akan berimbas pada semakin sulitnya Indonesia untuk mengendalikan pandemi yang sudah 15 bulan berlangsung.

Melihat bahwa tren peningkatan masalah tetap ada, Laura menyimpulkan PPKM Darurat saat ini belum bisa dikatakan efisien sehingga wajib ditunaikan pengetatan yang lebih masif dan berdampak.

“[Perpanjangan] Betul, harus dilakukan agar kasus tidak semakin melonjak. Karena mengurangi mobilitas termasuk kunci,” ujarnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments