Beranda PANGAN Anggota DPD mendukung pengembangan pangan singkong Kementan

Anggota DPD mendukung pengembangan pangan singkong Kementan

180
0
Petani Singkong

Jakarta – Anggota Komite II DPD RI Emma Yohanna dari Sumbar mendukung Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengembangkan pangan lokal khususnya singkong atau singkong olahan. Menurut Emma, ​​selama ini singkong memiliki potensi besar dalam industri pangan nasional.

“Konsorsium perusahaan di Minangkabau di Sumatera Barat saat ini mulai memproduksi mie Minangkabau yang bahan bakunya semuanya terbuat dari mokaf (tepung singkong),” kata Emma dalam keterangan tertulis (14/7/2021).

Namun, produsen pangan lokal di Sumbar masih bekerja sama dengan pabrik di Jawa Tengah, kata Emma. ​​Namun ke depan unit usaha mungkin akan muncul di pelosok desa.

“Tidak ada pabrik Mokaf di Sumbar. Baru akan ada di tahun depan dengan permintaan awal itu 500 hektar. Kami masih bekerja sama dengan Jawa Tengah hingga saat ini,” katanya.

Perlu diketahui bahwa makanan Minangkabau yang saat ini diolah berupa mie instan, dengan pilihan gulai tunjang dan gulai tumbuk. Ada juga pilihan rasa rendang.

Sebelumnya, Stefanus Liow, Anggota Komite II DPD RI, juga memuji upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi pangan di tingkat lokal dan nasional. Stefanus mengatakan bahwa pidato ini telah memberikan kontribusi besar bagi peningkatan perekonomian nasional.

“Selain pangan lokal, saya juga memperhatikan banyaknya usulan masyarakat untuk menanam krisan sebagai bunga yang sebagian besar diekspor ke Jepang,” jelasnya.

Profesor Achmad Subagio dari Universitas Jember juga mendukung gerakan diversifikasi pangan lokal sebagai penggerak masa depan sektor pertanian dengan mengolah karbohidrat seperti singkong.

“Kita tahu ada jenis mocaf singkong. Lalu ada gaplek dan tepung tapioka yang juga terbuat dari singkong. Belum lagi akar dan daunnya yang bisa dimanfaatkan untuk bahan kimia dan makanan lainnya,” ujarnya.

Subagio memperkirakan produk singkong skala besar memiliki potensi komersial yang sangat besar, terutama untuk memenuhi permintaan pasar ekspor produk olahan Mokaf. Padahal, singkong adalah kekuatan dan ciri khas makanan Indonesia.

“Singkong itu luar biasa. Berkat singkong, kita bisa menjadi negara yang kuat. Bahkan produk kimia pun dibuat dari umbi singkong,” ujarnya.

Di sisi lain, Subagio melanjutkan, singkong merupakan makanan pokok yang paling rentan terhadap serangan hama, sehingga nilai gizinya tetap terjaga pada tingkat yang baik.

“Jika Anda mempertimbangkan risiko kehilangan nutrisi, singkong adalah yang paling rendah dibandingkan dengan tanaman lain,” katanya.

Arif Lambaga, Ketua Masyarakat Singkong Indonesia, juga mengatakan bahwa pengolahan singkong merupakan ciri khas bangsa yang memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama dalam hal revitalisasi ekonomi keluarga.

“Karena singkong bisa ditanam di ruang sempit seperti pekarangan. Saya kira ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengintegrasikannya dengan gerakan diversifikasi pangan lokal,” pungkasnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments