Jakarta – Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengembangkan produk eucalyptus sebagai antivirus Corona. Kolaborasi ini mendapat apresiasi dari Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih. Menurut Daeng, pihaknya akan mendukung seluruh upaya inovasi dan penelitian yang ada.
“Saya kira penelitian eucalyptus ini contoh mendorong inovasi penelitian di Indonesia yang baik,” ujar Daeng dalam keterangan tertulis, Jumat (7/5/2021).
Daeng menilai hasil penelitian yang dilakukan luar biasa dan menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Oleh karena itu, dia meminta agar seluruh jajaran IDI dapat memberikan ruang bagi para peneliti dan dokter yang melakukan uji klinis untuk melakukan sosialisasi hasil-hasil penelitiannya.
“Ke depannya agar dokter seluruh Indonesia memahami bahwa ini penelitian sudah dilakukan sesuai prosedur,” katanya.
Sementara itu, Pakar Obat Herbal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Purwantyastuti juga memberikan apresiasi tinggi atas upaya penelitian tanaman Indonesia di tengah kondisi pandemi.
“Saya sangat menghargai penelitian ini. Tentunya selama satu tahun kerja keras akhirnya terbayarkan dengan sangat baik sampai ke uji klinis,” tuturnya.
Purwantyastuti berharap semua hasil penelitian anak bangsa bisa bermanfaat baik bagi masyarakat Indonesia maupun dunia. Dengan begitu tanaman herbal asli Indonesia dapat semakin mendunia dan dilirik oleh dunia barat.
“Harapannya perjalannya berikutnya kita menunggu uji klinis lainnya dengan subjek yang lebih banyak di multisenter dan yang penting memilih tujuan penelitian yang terbaik, agar bisa dibuktikan secara langsung dan bisa diklaim manfaat,” pungkasnya.
Di sisi lain, dr Arif Santoso dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menjelaskan saat uji klinis penggunaan eucalyptus memberikan hasil signifikan pada pasien COVID-19. Hal ini terlihat dengan meningkatnya CT value secara signifikan pada uji realtime PCR, sebagai representasi menurunnya viral load pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Proporsi negatif COVID-19 pada kelompok perlakuan juga meningkat secara signifikan.
Selain itu, eucalyptus formulasi Balitbangtan secara signifikan menurunkan sitokin proinflamatori(IL-6), meningkatkan proliferasi limfosit, serta menurunkan NLR tanpa meningkatkan TGFb1.
Lebih lanjut hasil penelitian BBLitvet Balitbangtan yang dilakukan di Laboratorium Biosafety Level 3/BSL-3 dengan memperhatikan biorisk dan biosafety maksimal, secara umum telah menunjukkan bahan tunggal maupun formula eucalyptus Balitbangtan yang diuji dapat menurunkan jumlah partikel dan daya hidup virus SARS-CoV 2, serta mengurangi kerusakan sel akibat infeksi SARS-CoV-2. Demikian juga dengan uji toksisitas yang memberikan hasil yang baik.
(prf/ega)