Jakarta – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo secara tegas memastikan perlunya tindakan yang lebih cepat, cermat, dan akurat untuk meningkatkan pengawasan komoditas pertanian sistem pelayanan perkarantinaan saat ini. Hal ini ia sampaikan saat sidak ke Tempat Pemeriksaan Karantina (TPK) Graha Segara, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
“Sudah saatnya negara ini bisa memberikan pelayanan terhadap publik yang lebih cepat, lebih cermat dan makin akurat. Selain cepat juga harus dikawal dengan akurasi yang ada,” ujar Syahrul dalam keterangan tertulis, Jumat (30/4/2021).
Diketahui, Syahrul memantau secara langsung tindakan pemeriksaan terhadap pelayanan perkarantinaan komoditas pertanian yang dilakukan jajarannya di Karantina Pertanian Tanjung Priok. Tak hanya itu, ia pun memastikan pelayanan perkarantinaan saat ini telah berjalan sesuai dengan sistem operasional prosedur dan dikawal dengan baik.
“Hal ini sangat perlu dilakukan, karena karantina memiliki fungsi yang sangat penting, berkaitan dengan fungsi keselamatan, keamanan dan kepentingan nasional, ” ungkapnya.
Syahrul berharap peningkatan percepatan layanan pemeriksaan lalu lintas baik ekspor, impor, antararea bahkan transit dapat sehat dan aman. Selain itu, ia pun menekankan poin terpenting dari pemeriksaan ini yakni memastikan komoditas pertanian layak dan dapat dikonsumsi untuk kesehatan masyarakat.
“Karantina pertanian mengatur keluar masuknya bahan komoditas baik untuk pangan, farmasi atau chemical, obat obatan, bahkan bisa dijadikan untuk kosmetik. Kalau di dalamnya mengandung zat yang beracun misalnya, kemudian ada virus dan lain-lain, tentu saja kita tidak mengharapkan adanya kebobolan-kebobolan yang sengaja atau tidak,” tegasnya.
Guna mendukung percepatan layanan pemeriksaan, kata Syahrul, saat ini pihaknya telah menyiapkan Laboratorium Keliling (Labling) dan Laboratorium Sertifikasi Karantina (Lasera).
Tak hanya itu, Syahrul mengungkap pihaknya melalui unit kerja Barantan di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian telah mampu melakukan pengujian spesimen dari suspek COVID-19. Diketahui, unit kerja ini telah memiliki laboratorium dengan Level Keselamatan Biologi (BSL) tingkat 3.
(mul/hns)