Pandeglang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang siap menjadi sentra dan penyumbang bawang putih nasional. Pasalnya, Secara topografi dan geografis terdapat lebih dari 40 hektare lahan potensial di Pandeglang yang memenuhi kriteria pengembangan bawang putih, yaitu ketinggian lebih dari 800 dpl dan suhu udara antara 20 derajat celcius serta tanah yang gembur.
Benih bermutu dengan ukuran umbi dan siung yang besar ditambah dengan teknologi budidaya yang baik dan benar, menjadi kunci keberhasilan produksi bawang putih nasional.
“Penanaman bawang putih ini untuk pertama kalinya dilakukan di Kabupaten Pandeglang, kami sangat menyambut baik dan optimis, daerah seperti Cadasari, Majasari dan Juhut sangat cocok untuk bawang putih,” tutur Kepala Dinas Pertanian Pandeglang, Budi Januardi saat melakukan tanam perdana bawang putih di Desa Kaduengang Kecamatan Cadasari, Pandeglang pada Selasa, 23 Februari 2021.
Bupati Pandeglang, Irna Narulita yang hadir menyampaikan bahwa upaya yang dilakukan pihaknya ini selain untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap impor bawang putih, ia juga mengharapkan suatu saat Indonesia menjadi penghasil bawang putih.
“Para petani, penyuluh pendamping dan Dinas Pertanian, saya harapkan untuk concern dalam berbudidaya sehingga bisa berhasil dan menjadikan Kabupaten Pandeglang sebagai salah satu Kabupaten penyumbang produksi bawang putih nasional,” ungkap Bupati Irna.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Rumah Ekonomi Rakyat Taufik Amrullah, mengapresiasi angkah yang ditempuh Pemkab Pandeglang. Walaupun menurutnya, persoalan bawang putih begitu kompleks.
“Produksi bawang putih kita memang masih jauh untuk mencukupi kebutuhan nasional, hampir 90% lebih masih didatangkan dari luar negeri, utamanya China. Tapi sebagai strategi jangka panjang, memang harus dimulai, mencari lokasi-lokasi yang memiliki kesesuaian untuk budidaya bawang putih,” ucap Taufik.
Menurutnya, melalui pendekatan teknologi, alasan yang digembor-gemborkan beberapa pihak bahwa bawang putih tidak dapat diproduksi di Indonesia sudah tidak relevan lagi.
“Peneliti dan penguasaan teknologi budi daya pertanian kita tidak kalah hebatnya dengan negara lain. Yang dibutuhkan sekarang adalah sinergi antara pelaku usaha, pemerintah dan petani. Dan satu lagi, kebijakan yang berpihak kepada petani, karena mereka adalah lapisan rakyat yang berada paling depan dalam pemenuhan pangan,” jelasnya.
Luas areal uji coba pertanaman bawang putih tersebut adalah 4 hektar yang dikelola oleh Kelompok Tani Saung Biru. Berdasarkan Permentan 39/2019 dan Permentan 02/ 2020, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengatur proses Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dengan wajib tanam 5% dari total impor bagi importir untuk melakukan budidaya di dalam negeri.
Sehingga menurut Budi Januardi, keberhasilan uji coba 4 hektare ini menjadi awal dari perluasan lahan budidaya bawang putih sebagai lokasi wajib tanam bagi para importir.
“Semoga dengan awal uji coba 4 hektar ini menjadi awal yang baik bagi pengembangan selanjutnya,” tambahnya.
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto saat dihubungi secara terpisah menyatakan bahwa jajarannya siap mendukung pengembangan komoditas hortikultura termasuk bawang putih.
“Kami bangga dengan hadirnya Pandeglang sebagai bakal sentra bawang putih selanjutnya. Dengan adanya pengembangan bawang putih di wilayah ini diharapkan bisa menjadi etalase baru produksi bawang putih nasional, khususnya di Provinsi Banten,” ujar Prihasto.
Terkait hal ini, dia mendorong penggunaan benih bermutu dan teknologi budidaya untuk menghasilkan produk bawang putih yang kompetitif.
“Benih bermutu dengan ukuran umbi dan siung yang besar ditambah dengan teknologi budidaya yang baik dan benar, menjadi kunci keberhasilan produksi bawang putih nasional,” tandasnya.[]
sumber : tagar.id