Serpong – Saat menghadiri pertemuan perdana Kelompok Kerja (Pokja) Ahli Ketahanan Pangan di Hotel Atria Serpong, Tangerang, Banten, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan selama pandemi COVID-19 kinerja positif pertanian tidak hanya terukur lewat peningkatan nilai dan volume ekspor pertanian tetapi juga terukur lewat kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebagai informasi, Pokja Ahli Ketahanan Pangan diketuai oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dibantu oleh sekretaris dalam hal Sekretaris Badan Ketahanan Pangan. Sementara itu, ada 28 anggota dari latar belakang belakang beragam mulai dari perguruan tinggi, praktisi, organisasi profesi, pemerintah dan juga unsur organisasi kemasyarakatan.
Dalam kesempatan ini, Mentan Syahrul meminta berbagai bentuk kinerja tersebut dapat dimaksimalkan melalui upaya bersama membenahi pertanian dari hulu ke hilir. Pengembangan sistem pangan terutama penanganan pascapanen dan pemasaran hasil pertanian menjadi sangat krusial dalam menjamin dan mewujudkan ketahanan pangan nasional, terlebih dimasa pandemi COVID-19 saat ini.
“Pertanian itu sangat strategis, permasalahan didalamnya juga sangat kompleks dan sangat mendalam, permasalahan terjadi tidak hanya sebatas di produksi, tetapi juga terjadi pada tahapan pascapanen, disinilah kami butuh input dari semuanya, dari para ahli,” kata Syahrul yang dikutip laman Pertanian, Rabu (24/2).
Syahrul mengungkapkan Kementerian Pertanian selama ini tidak hanya menekankan pada upaya peningkatan produksi pangan, melainkan juga pada upaya peningkatan nilai tambah, daya saing, hilirisasi, pemasaran dan ekspor produk pertanian yang diharapkan dapat memberikan efek pengganda (multiplier effect) untuk sektor pembangunan lainnya.
Dikesempatan yang sama, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, mangatakan pembentukan Pokja Ahli Ketahanan Pangan ini sekaligus sebagai tindaklanjut arahan Menteri Pertanian untuk meningkatkan peran dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dalam penanganan pascapanen dan pemasaran hasil pertanian.
Dijelaskan oleh Agung, Pokja ini anggotanya terdiri dari kawan – kawan di perguruan tinggi seluruh Indonesia dan sebagian besar dari mereka adalah dekan fakultas pertanian, ada juga peneliti, pengamat dan ahli pertanian yang mewakili seluruh Provinsi di Indonesia.
Pertemuan Pokja yang perdana ini akan difokuskan pada persoalan pascapanen, pemasaran, distribusi pangan; jaminan keamanan hingga mutu pangan segar. Pokja adalah suatu organisasi di luar struktur organisasi yang sudah ada, termasuk pembentukan panitia atau tim yang bersifat sementara. Dimana anggotanya terdiri dari unsur-unsur intern maupun ekstern organisasi yang bersangkutan, dibentuk berdasarkan keputusan atau surat perintah.