Beranda PANGAN Penyuluh, POPT/Mantri tani, dan Formulator, Bersama Mendukung Ketersediaan Pangan

Penyuluh, POPT/Mantri tani, dan Formulator, Bersama Mendukung Ketersediaan Pangan

207
0

TABLOIDSINARTANI.COM, Malang — Peranan beras bagi bangsa Indonesia saat ini tidak hanya sekedar komoditas pangan saja tetapi juga memiliki nilai sensitivitas politik, ekonomi dan kerawanan sosial yang sangat tinggi. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengimplementasikan berbagai terobosan guna mewujudkan swasembada pangan. Salah satu usaha yang dilakukan adalah melalui kolaborasi tiga stakeholders pertanian yang merupakan Tripartit antar unsur pertanian, yakni Penyuluh, POPT/Mantri tani, dam Formulator. 

Seperti yang terlihat di Desa Parangargo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang dengan kerjasama apik antara penyuluh, Mantri Tani dan Formulator bersama petani, mampu menghasilkan produktivitas panen sekitar 12-13 ton/ha.

Dimana pada awal musim tanam ini pada kelompok tani Merak II yang diketuai Suwanto., dilakukan persiapan awal berupa perlakuan penggunaan pupuk yang tidak melebihi dosis khususnya penggunaan pupuk ZA, TSP, dan Organik.

Perlakuan ini juga menggunakan bahan Herbisida selektif untuk mengendalikan gulma atau tanaman pengganggu awal. Kegiatan ini juga di damping langsung oleh Pramudyanto selaku Petugas Pengamat Organisme Tanaman (POPT) kecamatan Wagir dalam mengawasi pemakaian bahan kimia yang di gunakan pada perlakuan awal musim tanam ini.

Dengan pengendalian gulma secara dini/awal maka dapat menekan pertumbuhan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman padi dikarenakan perebutan nutrisi sebagai bahan makanan. Dalam hal ini merupakan tindakan preventif pada masa vegetative sangat penting. Mega Kreasi Dharma (MKD) melalui Rizky Fanani memberikan bantuan berupa produk Herbisida yang digunakan bagi petani. 

Sebagai Penyuluh Wilayah Binaannya Ferly Tambunan hanya pengingatkan petani dalam melakukan aplikasi penebaran pupuk ke tanaman padi dengan menggunakan keselamatan diri memakai masker dan cuci tangan dengan menggunakan sabun setelah melakukan penebaran. Perlakuan di berikan pada tanaman padi usia 10-12 HST yang merupakan pemberian pupuk awal/dasar.

Selain itu disesuaikan dengan kondisi cuaca atau musim penghujan yang dapat menyebabkan pertumbuhan gulma yang cepat. Diharapkan kedepannya dengan perlakuan awal ini serta adanya pendampingan maka petani dapat berusahatani untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras. Selain itu penggunaan bahan kimia dapat dipantau atau ditekan pemakaiannya jangan sampai melebihi dosis yang dianjurkan agar keberlangsungan pertanian yang sehat dan berkesinambungan dapat terjaga dan kelestarian nutrisi dalam tanah juga aman.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments